Song title: Chili Con Carne
Artist: The Real Group
![]() |
Om-om dan tante-tante "The Real Group" |
Sebenarnya ada banyaaaaak sekali yang ingin saya ceritakan tiap kali menyebut “The Real Group”. Kelompok vokal asal Swedia ini pertama kali saya kenal pada tahun 2005, dan sejak itu mereka telah menjadi favorit saya sampai sekarang :D
“Perkenalan” saya dengan The Real Group pertama kali terjadi ketika kami –saya dan teman-teman lain dalam tim Paduan Suara Mahasiswa U** yang akan mengikuti kompetisi Paduan Suara di Bandung- menyanyikan salah satu lagu mereka yang berjudul “Chili Con Carne”. Sebagai penyanyi paduan suara ‘bau kencur’ yang membaca (not angka) saja sulit, lagu ini termasuk salah satu lagu paling ‘busuk’ yang pernah saya pelajari. Selain not-nya yang sulit di-‘indera’ karena sangat tidak seperti not-not yang biasa ditemukan pada lagu-lagu yang ‘normal’, lagu ini juga memiliki tempo yang cepat dengan banyak not perenambelasan dan modulasi yang entahlah terjadi berapa kali dalam lagu berdurasi sekitar tiga menit itu. Yang paling kasihan adalah suara bass karena mereka harus menggenjot range vokalnya untuk mencapai Cis2 –yang satu setengah not lebih rendah daripada range vokal kebanyakan penyanyi bass di paduan suara universitas. Itu ‘saja’? Tentu tidak.
Kami juga harus berusaha keras untuk menjaga kerapian tempo karena sebagaimana kebanyakan lagu up-beat, akan selalu ada kecenderungan temponya ‘lari’. Masih ada pula masalah tentang dinamika lagu (kapan harus keras, kapan harus lembut, dsb.), juga ekspresi, penjiwaan dan tidak lupa, sedikit koreografi. Pokoknya aneh bin menyebalkan karena sepertinya banyak sekali yang harus kami lakukan untuk menyanyikan lagu yang sebenarnya bercerita tentang...
Membuat rendang.
Ya. Chili Con Carne secara harfiah berarti “sambal dengan daging”. Mungkin kalau di Indonesia kurang lebih analog dengan rendang. Aktivitas masak-memasak ini menurut saya merupakan sesuatu yang seharusnya tidak cukup dramatis untuk dijadikan lagu, apalagi mengingat riwayat pribadi saya yang –sialnya- memang tidak bisa makan pedas PLUS tidak suka masak. Jadi, lagu ini merupakan salah satu lagu yang (saat itu) cukup sulit untuk bisa saya nyanyikan dengan paham dan ikhlas. Jangankan mau paham dan ikhlas, bisa baca not-nya dengan benar saja sudah Alhamdulillah karena waktu itu saya juga masih belum lulus dari program kejar paket A untuk pemberantasan buta not angka.
Well.
Anyway, setelah akhirnya lagu “Chili con Carne” ini digarap, digarap, digarap, daaaaan digarap, ternyata kedengarannya lumayan juga, meskipun saya tetap tidak merasa bisa memahami lagu ini. Yah. Yang penting masih bunyi, dan setidaknya kami bisa menyanyikan (sebagian besar) not-nya dengan benar. Haha.
Video kami saat menyanyikan Chili Con Carne bisa dilihat di link ini:
Bagaimanapun, kok rasanya tetap ‘nggak terlalu nge-soul’ getoh deh. Tapi (lagi), kok lama-lama lagunya terdengar catchy juga ya .. Penasaran, saya kemudian coba mendengarkan versi yang dinyanyikan oleh penyanyi aslinya, The Real Group, dan … ndomblong-lah saya.
Mereka membuat lagu acapella ‘busuk’ berjudul Chili Con Carne ini jadi se-easy-listening lagu-lagu mas-mas Westlife. Benar-benar seperti mereka cuma sedang bersenandung sambil memasak bersama, lalu makan bersama, lalu makanannya enak, dan mereka saling bertukar komentar santai tentang makanannya. Pokoknya kesannya lagu ini such a piece-of-cake, sampai sempat ada dugaan, “Ah. Paling-paling aransemennya beda,” atau “Ah. Paling-paling manipulasi teknologi makanya mereka bisa terdengar sebagus itu.” Bagaimanapun, tentu saja tidak begitu, karena versi live-nya, tetap keren abiiisss. Mereka sama acapella-nya dengan kami, dengan pembagian suara yang tepat sama (sopran 1-sopran 2-alto-tenor-bass). Bedanya, kami menyanyi ber-buwanyaaaak (hampir 40 orang), mereka berlima. Tapi saya merasa mereka lebih ‘penuh’, lebih audible, dan lebih ‘crispy’ dibandingkan kami yang ber-banyak dan tidak tenang karena takut salah not saat modulasi. Haha.
The Real Group membawakan lagu “Chili Con Carne” dengan penguasaan not yang sangat rapi (ya iya lah, mereka yang bikin sendiri lagunya). Range penyanyi bass yang sampai rendah banget, nggak masalah. Penjiwaan lagu, dapet baaaangeeeett. Saya yang tidak suka sambal dan tidak suka masak mendadak jadi tergerak untuk berdoa agar sekali-sekali dikuatkan untuk makan sambal; dan jadi semacam berjanji bahwa segera setelah saya punya waktu (dan kompor), saya akan belajar masak. Dan tidak hanya mereka melakukan pelafalan yang benar untuk setiap kata (selain kata “Chili con Carne” sebagai judul, lagu ini menggunakan bahasa Inggris dan ‘bahasa ibu’ para penyanyi The Real Group adalah bahasa Swedia), mereka juga memberi makna pada setiap kata. Jadi, saat mereka mengucapkan, lirik “flavor of Mexican sunshine”, yang tervisualisasi di bayangan saya adalah sekelompok keluarga Meksiko –mbak-mbak seksi berkulit kecoklatan dan mas-mas berotot dengan senyum menggoda- yang sedang menikmati sinar matahari tropis Meksiko sambil pesta barberque di halaman rumah. Ini berbeda dengan Marion Raven dari M2M yang justru tersenyum menggoda saat menyanyikan lirik, “been lonely since the day, the day you went away.” Pokoknya, penghayatan lagu oke lah. Tapi, bukan semua yang di atas itu yang bikin saya paling kagum.
Yang paling ‘gila’ dari “The Real Group” saat membawakan lagu Chili Con Carne ini adalah kerapian tempo. Rapi pi pi pi pi piiiiii sekali. Padahal mereka tidak menyanyi di bawah pimpinan seorang conductor. Padahal mereka bernyanyi ‘live’ sambil jalan sana sini di atas panggung seluas kira-kira 10 x 7 meter (atau lebih?). Padahal mereka nggak sepenuhnya saling lihat satu sama lain. Padahal lagu ini kecepatannya di atas 100 beats per minute (bpm). Dan nggak ada tuh yang namanya kejar-kejaran tempo antara satu suara dan suara lainnya. Live-nya serapi rekamannya, dan bahkan lebih oke karena dinamikanya terasa lebih natural. Still, dengan segala ketepatan itu, tidak ada kesan bahwa lagu ini sulit dinyanyikan. Tetap saja terasa ringan. Suara mereka juga bukan tipikal penyanyi paduan suara atau penyanyi seriosa, tetapi secara teknis mereka samasekali tidak salah: produksi suara dilakukan dengan benar dan ‘fokus’, resonansi oke, breathing samasekali nggak kedodoran (meskipun lagunya up-beat dan usia mereka rata-rata sudah 40+), phrasing tepat, dan yah … itu tadi. Mereka membuat semua kata tidak sia-sia. Bahkan bunyi-bunyian tidak jelas semacam “kong ck kong kong” pun terasa pas dan semacam membuat saya merasa, “oooooh jadi maksudnya seperti gini to bunyinyaaaa.” Begitu.
And so. Saya jadi bisa mengerti lagunya :D Paling tidak, sepertinya saya mengerti. Hehe. Dan saya senang, karena musik yang serumit ini sebenarnya juga cukup bisa enjoyable untuk telinga awam tanpa mengurangi ‘gizi’nya. I think that’s so cool. Selanjutnya, saya jadi tergerak untuk mencari video-video lain dari The Real Group di youtube, dan yang saya temukan membuat saya jadi semakin kagum dengan kelompok ini.
Chili Con Carne ternyata merupakan lagu yang termasuk ‘cemen’. Ada cukup banyak lagu mereka lainnya yang lebih ‘membuat menganga’, plus ternyata lagu-lagu mereka variatif baaaaaangeeeet. Tema-nya beragam; dari masalah aktualisasi diri, sepasang kekasih yang saling marah di telepon karena kesal dengan long distance relationship yang tidak berjalan mulus, pembahasan tentang opera sabun di tv, robot aneh yang bisa digunakan untuk memasak bubur, gender role, fashion, persahabatan, basa basi percakapan sehari-hari, atau bahkan lagu-lagu tanpa kata yang mungkin akan memberikan interpretasi berbeda untuk masing-masing orang. Yah. Kalau ingat betapa beragamnya tema mereka, saya jadi sedih karena teringat musik indonesia jaman sekarang di mana tema lagu-lagunya relatif itu ituuuuuu aja, seperti tidak ada hal lain yg bisa dijadikan lagu. Mau Indonesia banjir kek, gempa kek, pemerintahan nggak jelas kek, kedatangan pesawat alien kek, topik yang diambil oleh the so-called musisi-musisi mainstream jaman sekarang teteeeeep aja: ‘ketidaktulusan cinta’. Membosankan.
Hal lain yang saya temukan, ternyata proses yang telah mereka lalui untuk bisa sebagus itu sudah sangat paaaaaaaanjaaaang. Dan solid. The real group pertama kali dibentuk pada tahun 1984 (saya belum lahir T___T) dan pertama kali berganti personel pada tahun 2006—22 TAHUN setelah awal terbentuknya. Mungkin itu alasan kenapa mereka tidak ‘vakum’ terlalu lama pasca pergantian personel: karena mereka sudah solid sebelumnya, dan mereka solid karena memiliki kecintaan pada hal yang sama: musik. Jadi ya … begitulah. They’re just good. Dan yang keren juga, mereka tampaknya tidak pernah berhenti belajar. Selalu ada yang bisa dikembangkan dari musik mereka. Lagu-lagu baru terus dihasilkan, lagu-lagu lama diaransemen ulang dengan berbagai cara, dan mereka juga meng-acapella-kan lagu-lagu dari musisi lain untuk mereka bawakan sendiri. It’s just cool the way they seem to always invent and re-invent. Seems like by dwelling within music, you’ll never get bored at all. Saya yang sekedar penikmat musik mereka saja tidak bosan-bosan mendengarkan, apalagi mereka yang doing the experiment themselves. Pasti sangat menyenangkan. Di usia 40 sekian, mereka masih terus berkarya, bahkan dengan hasil yang lebih banyak. Album terakhir mereka yang berjudul “The Real Album” keluar tahun 2009, dan tentu saja mereka tidak lupa konser di sana sini, baik konser tunggal maupun kolaborasi –salah satunya dengan Rajaton, kelompok vokal asal Finlandia. Tidak hanya itu, mereka juga aktif dalam berbagai festival vokal, baik sebagai penampil, pemateri, atau bahkan penyelenggara. Such a busy-ly happy musical life. Indahnya kalau hidup saya di masa tua nanti bisa seperti itu ...
Yah. Itulah ‘sedikit’ tentang The Real Group. Serius, ini sedikit. Baru sekitar 1500 KATA–berdasarkan word counter MS word. Mungkin kapan-kapan saya akan menulis lagi tentang mereka, dan sekarang saatnya mengerem diri dulu. Kalau tidak di-rem, bisa-bisa saya selibat seumur hidup karena sibuk bikin review 1500 HALAMAN tentang perjalanan mereka dari tahun 1984 sampai sekarang.
Intinya, meskipun Chili Con Carne termasuk lagu 'cemen', lagu ini sangat bermakna karena dialah yang membuka jalan saya ke perkenalan dengan kelompok vokal menakjubkan bernama The Real Group. Hehe.
Yah. Daripada lama-lama, langsung ke link-nya saja:
Ini link ke lagu “Chili Con Carne”, live. Sayang rekamannya nggak terlalu bagus :(
Dan ini lirik ke salah satu penampilan live favorit saya:
Roses are red, violets are blue. Don't let yourself being a copycat, just be happy to be the true you.
NB: I seriously think that siapapun yang belajar vokal (penyanyi solo / vocal group / choir), HARUS tahu The Real Group. Yang berkeinginan untuk membuat atau menikmati musik yang ‘alive’, harmonis, dan dinamis … mungkin juga bisa mendapat manfaat dari mendengarkan The Real Group. Highly recommended, rating: 1000 stars (kalau cuma lima bintang, nggak cukup).
No comments:
Post a Comment