Sunday, 22 May 2022

Long Story Short: Perjalanan Bulan Ini

Jadi ceritanya bulan ini saya melakukan suatu hal yang sudah lama tidak saya lakukan gara2 dek-Nana-yang-bukan-member-NCT-Dream: traveling, and I didn't have just one, tapi TIGA perjalanan, di EMPAT kota. Buat saya, rentetan perjalanan ini lumayan menegangkan, sebenarnya. Bukan karena dek Nana-nya, tapi lebih karena.. apa ya.. 

Pertama, mungkin karena when you do something you like doing after not doing it for a long while itu.. adrenaline rush-nya itu cukup mak wuuusssh.. 

Kedua, perubahan situasi yang antara lain terwujud dalam traveling ini seperti menyadarkan saya bahwa ada banyak hal yang akan segera berubah; ada prioritas2 yang (suka nggak suka) akan perlu saya tata ulang, and there's this uneasiness as I wonder whether I could probably get through this 'safely' or not. 

Ketiga, ENTAH KENAPA, tiap perjalanan di bulan ini tu selalu ADA AJA 'DRAMA'NYA yang perasaan dulu-dulu zaman saya hampir tiap bulan maen ke luar kota tu nggak pernah kejadian. 
Perjalanan pertama adalah mudik lebaran ke Blitar-Malang diakhiri secara tidak elegan dengan konjungtivitis yang setelah diperiksakan ternyata konon kabarnya tumpang tindih antara konjungtivitas viral dan alergi. 
Perjalanan kedua ke Bali buat liburan bareng soulmate saya sejak sejak zaman kuliyah, diawali dengan drama jasa travel yang melibatkan adegan kursi travel saya diserobot, deretan kursi di depan saya setengah njempalik, serta sopir kelewat santuy yang bikin kedatangan travel telat TIGA jam dan durasi perjalanan jadi berasa kaya durasi perjalanan numpak pesawat Jakarta-Jerman tapi sayangnya akoh tydack di Jakarta dan tydack numpak pesawat dan tydack tekan Jerman. 
Perjalanan ketiga adalah buat jadi penguji eksternal OSCE-nya FK UB ke Malang dan ikot halal bihalal PDSKJI di Surabaya. Bagian yang di Malang, aman. Kebetulan saya berangkat jadi pengujinya tu sama mamak-mamak independen anti rempong yang cukup bisa mengikhlaskan saat saya tydack jalanjalan syopingsyoping atau kulineran gegara pasca acara hari pertama saya ada jadwal ngezoom sampe jam 9an malem. Plus, ketemu mantemans SMA yang sama-sama jadi penguji yang banyak di antaranya sudah laaaamaaa baaaaanget ga ketemu; jadi persiapan nguji serasa reuni tipis-tipis gitu. Nah, habis nguji tu lanjot ke Surabaya buat halal bihalal besoknya. Begitu sampai di penginapan di Surabaya jam 9an malam habis perjalanan dari Malang dan siap-siap mau check in terus rebahan, penginapannya bilang kalau reservasi saya sudah di-cancel sistem (tanpa ada notifikasi dan penjelasan tambahan tentang cancellation policy) dan saya nggak bisa nginap di situ sehingga saya harus cari tempat lain buat menginap. KAN KZZZZLLLLLLL 
Gara-gara insiden-insiden ini, jadi mikir juga, apa sesungguhnya ini pertanda bahwa harusnya saya lanjut aja jadi mbak-mbak domestik baik-baik yang diam aja di rumah ngerjain PR dan nyikat jedhing... tapi tentu saja tidak semudah itu, Ferguso. Monmaap saya anaknya pantang menyerah, jadi you bring me down once, I'll get back up twice or three times, jadi ga ngefek. Saya bakal tetap beredar pokoknya *BGM Do It Like This *mengepalkan tangan dengan pose heroik


Eniwei.
Dalam rentetan perjalanan itu (dan mungkin satu perjalanan sebelumnya) saya bertemu dan bicara dengan orang-orang yang surprisingly membuat saya banyak belajar dan berpikir lagi: tentang siapa saya, tentang apa yang sebenarnya mungkin saya ingin (dan perlu) lakukan buat hidup saya. Nothing spectacular, of course, tapi kaya.. somehow I feel highly grateful gitu for being reminded about those things hence the urgency to write and sum it up here so I could hopefully remember them better. Here are the things I learned:

Instagram
Jadi ceritanya saya tu males bikin story di IG dan lebih memilih bikin status di WA karena yang saya tahu, dulu di IG nggak bisa masukin link kalau bukan business account atau jumlah followersnya blom sebanyak jumlah ikan wader di sungai. Ternyataaa sekarang bisa, dan bisa masukin musik juga, bisa diatur-atur lay out-nya juga, jadinya seruuuu dan sepertinya bisa dipertimbangkan buat lebih sering bikin story 😎 *iye tau ini ndeso *ikhlasin aja, namanya juga makhluk uzur jadinya suka ga apdet, monmaap. 

Urusan lakik
Jadi kan sekian tahun terakhir ini tu saya relatif 'hiatus' kan ya.. ga ada urusan relationshit-ish blas sama lakik. Partly karena bentukan makhluk-makhluk di kancah perTinderan di Jember sungguh tak memotivasi, partly karena I just don't feel like pushing myself to do it when I'm not actually that much into doing it, partly karena I think I just can no longer 'feel it.' I mean, setelah berbagai hal yang saya lihat dan alami, I feel like urusan kaya ginian ni asal nggak diromantisasi dan nggak di-waham-in, ya nggak bakal bikin baper. Hal kaya gini ini bakal gitu-gitu doang and will mostly be more like a transactional kind of thing; nothing's gonna be really deep about it. I mean, in my experience, guys are generally mbelgedes anyway, so I'm like done shedding í”¼ ë•€ 눈물 for things like this.
Well, ternyata saya salah. Bukan, bukan salah di bagian guysaregenerallymbelgedes, of kors. Saya salah karena berpikir saya ga bisa baper karena ternyataaaa sodarasodaraaa kalo trigger-nya bener, saya masih bisa baper. Add it with PMS, ternyata dampaknya masih bisa lumayan kerasa. Well. Meskipun jaoh less damaging dan less prolonged dari yang dulu-dulu, sepertinya saya tetap perlu waspada biar shedding í”¼ ë•€ 눈물 -nya tipis-tipis aja dan tydack sampai so drained to the level of syok hipovolemik. Harus ingat karena kalo udah uzur gini ini kalau bentar-bentar syok nanti cepet mati padahal pada titik ini saya belom boleh mati karena kerjaan masih banyak yekaaan..

The reason(s) I travel
Ketemu teman/sodara/kenalan, nonton konser, ikut seminar atau semacamnya. Udah. Ternyata alasan utama saya traveling ya cuma itu. I do crave for certain experience once in a while, tapi ya.. nggak terlalu juga, dan kaya habis itu terlaksana, ya udah; I don't really want it more kalau that experience is bukan konser atao seminar yang topiknya saya suka. To some extent, hal ini ternyata agak nyusahin karena saat saya maen ke suatu kota dan di sana janjian ketemuan sama teman terus teman nanya, "Kamu mau taktemenin ke mana? Syoping? Kuliner? Apa mau lihat apa di sini?" mostly jawaban saya adalah "Manuuutt." And seriously, I mostly mean that answer karena memang saya nggak picky soal aktivitas leisure time saat sama teman/sodara/kenalan karena ternyata what's most rewarding for me itu togetherness-nya, bukan aktivitasnya itu sendiri. Gitu.   

What I wanna do in the near future
1 Lebih ngurusin diri sendiri as a professional dan lebih rajin nggarap paper karena urusan pembelajaran sepertinya sudah mulai lumayan tertata.
2 Nggeser budget yang biasanya buat les Koreyak/Spanyol buat dipake traveling. Ke Swedia, mungkin. Lihat autumn. Sama mungkin nonton konser The Real Group versi baru meskipun ku tak yaqqueen 'feel'nya bakal sama ma pas nonton mereka saat masih ada om AE.

Koper vs Ransel
Jadi ceritanya beberapa kali traveling ini tu sempat nyobain traveling light (which is actually my default mode) dan traveling secara lebih mbulet komprehensip dengan bawa koper isi macem-macem, dan kesimpulannya adalah.. I guess I'll stick to my default mode biar bawaan akoh ga berat kaya hidup akoh
 
Fashion and make up
Satu hal yang juga saya sadari adalah pandemi ini ternyata bikin stok baju maen saya berkurang banyak karena kmaren-kmaren bajunya di-giveaway gara-gara mikir kasian bajunya kelamaan ngetem ga kepake di lemari. Akhirnya, beli lagi baju mainnya and gotta say I'm quite proud of myself karena berhasil tydack kalap liat model baju yang lutchuk-lutchuk dan bisa terus self-reminding: ngapain beli yang lutchuk-lutchuk wong cuma mau dipake jalan-jalan ngobrol-ngobrol bukan mau bikin potopoto OOTD.. 
Gitu. 
Terus seiring berkurangnya kasus dik Nana, saya juga ngelihatnya orang-orang jadi mulai dandan lagi, lipenan lagi karena momen buka masker lebih banyak.. so I did consider buat bawa dan pake lipen lagi; mungkin eye shadow-an sama pake foundation juga. Tapiiii.. orak ah. Males. Nek meh budhal dolan ndadak make up-an full dhisik, kayanya by the time make up-ane rampung, I'll be tired already njuk jadi males budhal dolan dan pengennya mbalik rebahan aja, jadi ya.. ra sah wis..
Oh iya. Another thing I noticed adalah bahwa mungkin setelah ini akan ada lebih banyak acara-acara resmi yang diakan offline yang artinya butuh baju resmi yang artinya saya harus lebih sering buka-buka lemarinya Bu Susi buat ngerampok baju-baju yang kira-kira bisa dipinjam buat acara-acara itu.


Udah kayanya. Itu aja. Sekian apdet yang sangat bermutu pasca ga ngeblog lama ini, semoga bisa memberikan pencerahan HQQ yang membawa hidup Anda ke jalan kebaikan dalam melaksanakan pengabdian bagi nusa, bangsa, negara, agama, dan umat manusia yang dirahmati di dunia dan di akherat 
*udah ikhlasin aja *anaknya lagi galao soalnya tiba-tiba sudah Senin lagi

No comments:

Post a Comment