Manusia #1 pertama kali ngobrol agak banyak sama saya gegara dia tercyduck saat tes kesehatan mental waktu mau masuk koas, dan baru mengaku saat itu kalau tiap ujian mual muntah karena cemas. Dengan challenge ini plus background story-nya yang memang menarik, dia akhirnya menghabiskan sebagian periode koasnya dengan 'bersandar' pada fluoxetine, tapi ya.. gpp. Pada akhirnya koas dengan selamat dan lulus dengan baik (ya secara anaknya aslinya pinter ya). Waktu terakhir ketemu saya, pernyataannya yang saya suka banget adalah semacam, "Yah akan saya coba kumpulkan lagi lah self esteem saya yang berceceran ini." Dia juga bilang kalau sudah menghentikan pola hidupnya yang kurang sehat, dan hopefully bisa dipertahankan buat tetap sehat untuk ke depannya. I saw a glimpse of hope and CONFIDENCE, something I didn't remember seeing before, dan entah kenapa saat itu hati ini rasanya hangat ๐ Semoga niatnya bisa dipertahankan ya Nak. Kalau bingung, boleeeh tetap lambaikan tangan ke kamera ๐
Manusia #2 (kayanya) pertama kali datang ke saya karena takut kontak sama lawan jenis dan di awal kaya hobinya negative thinking banget. Sempat nggak pede poooll karena merasa skripsinya telat, tapiiii ternyata ya ora telat banget ik padahal masa-masa ngerjain skripsinya dilalui dengan personal struggle yang beraaaaattt, and even traumatic, to some extent. Dia masih lumayan 'shaky' di awal koas, tapi dalam perjalanannya, ternyata semakin lama semakin pemberani. Komunikasi sama lawan jenis nggak jadi masalah, bisa asertif dan ambil kesempatan buat jadi semacam leader, bahkan ada inisiatif untuk belajar jadi orang yang bisa reliable buat orang lain despite the inconfidence di sana sini. Sekarang sepertinya manusianya sudah hidup dengan cukup baik dan semakin pinter problem solving dan positip tingking; udah bisa urus apa2 sendiri. You did well, kid! Keep it up ya..
Manusia #3 pertama kali datang ke saya karena masalah yang sepertinya jelas tapi ternyata semakin lama semakin tidak jelas which I didn't really object karena manusianya seru diajakin ngobrol. Orangnya suka random tapi knowledgable juga, jadinya saya banyak belajar dari dia. Waktu ketemu terakhir, saya dikasih gift dengan pesan "thank you for putting up with my nonsense" yang somehow buat saya itu cukup melegakan karena (mungkin) ada gunanya juga sesi2 konsul sama saya yang topik pembicaraannya suka random itu. Saya bangga sama manusia ini karena meskipun butuh waktu, akhirnya dia bisa buat statement "No I don't wanna do this" dan tetap teguh pada keputusannya meskipun (mungkin) ada pihak sana sini yang mempertanyakan. Semoga keputusan yang sudah dibuat dengan firm ini bisa jadi dasar untuk kehidupan selanjutnya yang lebih sesuai sama yang kamu inginkan ya. Keep having a blast!
Manusia #4 sebenarnya konsul ke saya sekali atau dua kali aja sepanjang persekolahannya. Yang saya tahu, meskipun orangnya ngerasa dia tidak terlalu socially competent, ternyataaa manusia ini endorse-an terkait kapasitasnya comforting teman tu sungguh warbiyasaaak. Orangnya reliable sekali.. dan bahkan saat lagi repot2nya, dia selalu masih mau menyediakan energi buat mendukung orang-orang di sekitarnya. Beberapa waktu yang lalu anaknya WA, katanya sih mau ngusahain biar work/lyfe balance lebih optimal.. dan ya syukak akutuuu kalo nakkanak tu sharing ga sebatas sharing berita tentang sukses yang spektakuler aja, tapi juga sharing tentang small daily 'wins' kaya gini. Kenapaa? Ya karena sukses yang spektakuler itu kejadiannya ga banyak yekan.. kalo selebresyennya cuma pas sukses spektakuler doang, kok kayanya berat banget, hidup sepanjang itu cuma bisa selebresyen beberapa kali ๐ Trus kaya ga apresiasi diri banget gitu lho kalo yang dirayain itu cuma hari-hari yang amat sangat spesial sekali aja. Naahh kalo bisa ngerayain small wins kaya gini, itu artinya sudah semakin dekat ke self appreciation yang optimal, dan biasanya orang yang punya self appreciation yang bagus itu juga happier dan easier to get along with. Jadi I feel grateful and ikut bahagiyak gitu bisa jadi bagian dari perjalanan cerita manusia yang (tampaknya) livin' life to the fullest.
Gitu dhisique. Sekian episode pertama. To be continued di episode berikutnya ๐
Gitu dhisique. Sekian episode pertama. To be continued di episode berikutnya ๐
No comments:
Post a Comment