Friday, 25 November 2011

Konser TRG – lapdangmat bagian 2

Demi menghindari dosa serupa politisi akibat memberikan janji-janji palsu, maka inilah lapdangmat konser The Real Group bagian 2 *drumrolls*

Secara umum, lagu-lagu di babak kedua ini relatif lebih ‘nyante’ daripada babak pertama. Agak mirip sih sama pengaturan lagu di konser PS* UG*: babak pertama lagu-lagu ‘serius’, babak kedua –minjem istilahnya MW- tinggal ndangdutan. Jadi kalau di babak pertama, lebih banyak belajar vokal, di babak kedua belajarnya lebih ke arah stage act, showmanship, dan sebangsanya. Daaann inilah, lagu pertama babak kedua.. *dengan predikat cum laude *hla kok jadi wisuda

Song 1: Rapper’s delight
Ini lagu yang pake loop recorder!!! Itu tuh yang di poto di bawah, yang dilingkari itulah yang namanya loop recorder. Dengan alat ini, masing-masing dari mereka bisa merekam suara sendiri di atas panggung buat jadi semacam bunyi-bunyi pengiring gitu, trus diputar berulang-ulang (loop) sambil mereka nyanyi verse-nya. Jadi semacam nyanyi multi track gitu. Ngerti nggak? Anggap ngerti lah ya. Yah mirip2 sama aransemen TRG untuk bridge belakang lagu “It Don’t Mean A Thing” atau bagian awal “Walking Down The Street” di mana mereka masuk satu per satu sampai jadi harmoni, cuma itu.. nanti jadi bisa ada suara ke-6, 7, 8, 9, 10 gitu karena 5 suara yang pertama udah otomatis dibunyiin sama si loop recorder. Aaahh keren lah pokoknya. Dan –seperti yang ditekankan Tante Katarina- itu direkamnya langsung di atas panggung, jadi nggak pre-recorded ;)
Loop recorder (circled). Picture was taken with permission from "Singapore International Acapella Festival 2001" FB page 
Saya belum pernah dengar lagu ini dan nggak tahu juga siapa yang bikin (kayanya si satu di antara kedua Anders itu), tapi kalau nggak salah tangkap, sebenarnya ini beberapa lagu rap/hip-hop yang di-medley gitu. Fresh bener, kaya anak-anak muda gitu coy.. Om AE jadi tambah ganteng banget gitu coy *lemah pada pria tampan yang bisa dance*.. Berkat si loop recorder ini pula, mereka jadi bisa melakukan robot-dance yang super entertaining. Wah pokoknya catchy abeess!!

Song 2: Catching The Big Fish
Ini juga lagu baru, bikinannya Morten :D Ceritanya tentang bagaimana orang itu selalu menginginkan yang lebih besar, lebih besar, dan lebih besar, tapi melupakan hal-hal ‘kecil’ yang mungkin sebenarnya bermakna. Biramanya ¾, kontemplatif, dan kesannya ‘serius’, tapi aransemennya masih lumayan ‘terjangkau’ lah. Maksudnya, kalaupun yang nyanyi bukan TRG, masih ada kemungkinan bahwa lagu ini bisa dibawakan dengan bagus. Kalau disuruh mendeskripsikan, lagu ini seperti gabungan dari Africa-nya Toto dan “A Quiet Song” bikinannya Peder Karlsson (album “In The Middle of Life”, 2005). Yang keren, lagu ini justru terasa lebih khidmat dibandingkan Bumblebee. Padahal kalau secara aransemen, Bumblebee ini –as said- sangat potensial untuk bikin SOTA Concert Hall banjir air mata..

Song 3: Cocktails For Two
Ini juga saya nggak tahu siapa yang bikin, dan pertama kali juga saya lihat lagu ini ditampilkan. Sebelumnya saya sudah pernah baca saat lagu ini disebut-sebut sama Florian Stadtler, booking agent TRG di Jerman di blog-nya. Entah lagu lama yang diaransemen ulang atau lagu baru, yang jelas lagu ini ngocol abis. Kirain “The Thingamabob” itu sudah lucu, ternyata yang ini lebih sinting. Kaya gini nih bentuknya mereka waktu nyanyi “Cocktails for Two”..
"Cocktails for Two". Picture was taken with permission from "Singapore International Acapella Festival 2001" FB page 
Jadi di lagu ini, Anders Jalkeus jadi ‘dalang’ (kaya Parto di OVJ gitu) yang me-narasi-kan kisah tentang keempat personel lainnya saat mereka lagi ketemu sama long lost-love di suatu pesta gitu, terus semacam CLBK, terus mereka niatnya mabok biar lupa kalau CLBK, e tapi yang terjadi malah sebaliknya. Hihi. Bisa dilihat di poto bahwa cuma Anders Jalkeus yang nggak pake benda-benda aneh, sedangkan yang lain pada pake topi ultah dan kedua tante ditambah pake bulu-bulu. Di lagu ini juga ada berbagai bunyi-bunyian terkait pesta dan mabok: minuman dituang, sendawa gara-gara kebanyakan minum, gelas berdenting, botol dibuka.. yah. Semacam crazy mix antara jazz + “Clowns of The Jungle” + “The Night They Invented Champagne”. TRG nyanyi “Clowns of the Jungle” aja udah masaowoh konyolnya, apalagi masih ditambah jazz dan “The Night They Invented Champagne”. Hoh. Paporit banget lah pokoknya lagu ini :D

Ini merupakan medley 5 lagu: Flight of The Foobird – Shiny Stocking – Lil Darlin’ – Splanky – Whirly Bird yang biasanya dibawain secara big band sama “Count BasieOrchestra”. Ini salah satu lagu di playlist vocal-exercise saya si, karena nada tertinggi soprannya sampai cis’’ -dan alhamdulillah yah, sekarang bisa nyampe *nggaya*..
Lagu dibawakan dengan safe. Emma juga menyanyikannya dengan lancar, meskipun not tertinggi di “Flight of The Foobird” diserahkan ke Katarina. Agak beda si sama yang biasa saya dengarkan, karena perubahan tempo antar lagu-nya lebih drastis di yang biasa saya setel. Yaaaa.. tetep enak. Dan not tingginya ampun dije alus bangeeet. Sama sekali nggak ‘menyalak’. Kalau semua sopran di PS* UG* not tingginya bisa sehalus ini, sepertinya MW akan bahagia. Gyahaha

Song 5: Friendship
Lagu dibuka dengan bunyi-bunyian magis mistis yang dibuat Morten, dan diulang plus ditumpuk dengan bantuan si loop recorder. Buat saya, lagu ini merupakan salah satu lagu paling galau di dunia yang sangat potensial menyebabkan banjir air mata saat sedang PMS dan/atau jauh dari orang tua/anak/sahabat dan kangen. Di konser ini, meskipun saya nggak sedang PMS, tapi karena merasa sedang jauh dari orang tua dan sahabat, jadinya tetep pingin nangis. Secara lirik dan musik, lagu ini menghasilkan visualisasi yang jelaaaas banget yang---aaahh dengerin sendiri deh lagunya sambil baca liriknya. Itu yang di mp3 tu om AE-nya masih nggak emosional. Di konser ini, lebih legato *gilak nafasnya panjang bangeeet* dan lebih emosional membuat jiwa raga bergetar. Ditambah lagi dengan harmoni yang tetap rapi meskipun ada bagian yang sahut-sahutan.. mak.. langsung mewek.
Kekhawatiran saya begitu tahu lagu ini dinyanyikan sebenarnya terletak di Emma yang.. kira-kira bisa nggak ya dia bikin bunyi “du” yang pas secara timbre dan timing? yang bisa bikin suasana terasa kaya perjalanan laut malam hari yang mistis gitu.. Eh ternyata Emma bisaaaa :D Dan lagu pun mengalir dengan mellow menghanyutkan. Ditambah lagi, pasca lagu, om AE cerita bahwa lagu ini *seperti yang sudah saya duga* merupakan lagu pengantar perjalanan buat anak yang mau ‘merantau’ gitu.. 
Kata om AE, saat anak lahir, kita bahagia karena dia hadir. Tapi seiring si anak bertambah besar, sepertinya mereka selalu akan ‘berlayar’ pergi meninggalkan orang tuanya, dan itu nggak bisa dicegah. Yang bisa dilakukan orang tua hanya mendoakan agar si anak berlayar di kapal (ship) yang dikelilingi teman-teman (friend) yang hangat bersahabat. “Therefore, friend-ship,” kata om AE mengakhiri penjelasannya. Oooowww om AE so sweeeeeettt...

Song 6: A Minute on Your Lip
(Anders Edenroth & Emma Nilsdotter; The Real Album, 2009)
Lagu bernuansa country ini bercerita tentang waitress seksi yang dilecehkan sama customer-nya yang om-om genit gitu, terus dia mengadu ke boss-nya tapi boss-nya bilang bahwa memang dia dipekerjakan itu karena bodinya, bukan karena kerjanya. Hihi. Jadi akhirnya si waitress memutuskan untuk ngasi pelajaran sendiri ke si om-om genit dan kemudian keluar dari tempat kerjanya, dan mencari pekerjaan yang lebih menghargainya. Ahey!!
Di lagu ini, Emma jadi waitress-nya, dan si om AE jadi om-om genit *aww.. mau dong digenitin juga. gyahaha.* Yaaahh... good chemistry lah. Haha. Emma menggila, om AE juga masaowoooh flirty-flirty gajelas *tapi tetep ganteng. Gubrak-nya lagi waktu bilang “a minute on your lip---” si om AE nunjuk ke bibirnya Emma, trus waktu dilanjut dengan “---set a lifetime on your hip”, om AE nunjuk ke perutnya Emma yang lagi hamil. Semacam menunjukkan bahwa dengan memulai di bibir, bisa saja terjadi ‘kecelakaan’ yang tidak diinginkan (atau diinginkan?? :p). Jadi pesan moral dari lagu ini, kalau Anda kerja jadi waitress, pakailah pelindung*), biar aman.
*) maksudnya celemek, biar nggak kecipratan kalau ada yang numpahin saos. 

Song 7: Gee! Mine or Mozart?
(Anders Edenroth; The Real Album, 2009)
Lagu ini adalah semacam parodi dari simfonia-nya Mozart yang telah ‘dihancurkan’ oleh om AE menjadi lagu entahlah yang mengandung unsur klasik, tango, salsa, dugem, musik gurun pasir, adegan mengendap-endap si Tom kalau mau nangkap Jerry, country.. yah. Yang jelas ganteng. Kok bisaaa gitu, bikin kaya gini... dan itu om AE sepertinya bahagia sekali kalau disuruh bunyi-bunyi perkusi.. Kalau soal ekspresi mah udah, beres aja dah bawaannya. Fun and entertaining mampuss!!

Song 8: Bad (Michael Jackson Medley)
Yaaa ini sebenarnya lagu yang predictable si, karena sebelumnya saya sudah pernah nonton. Yang keren adalah staminanyaaaa. Itu nyanyi sambil sok-sokan dance ala Michael Jackson plus jalan keliling panggung sana sini.. udah deh, no further comment. *nenggakekstrajoss*


So. Delapan lagu sudah dinyanyikan di babak 2. Sudah? Belum dong. Masa jauh-jauh dari Swedia nggak ada Encore.. ya encore dooongg. DUA. Ah sayang banget ini sebenernya, gara-gara Emma lagi hamil dan malam sebelumnya mereka manggung di Taiwan, makanya cuma dua encore-nya. Kalau nggak gitu, harusnya 20 aja encore-nya.. *mbayare dobel mbak*

Encore 1: Ticket To Ride (The Beatles cover)
Lagu yang diaransemen Peder Karlsson ini memang oke buat dijadiin encore. Selain karena merupakan lagu populer, aransemennya secara album “The Real Thing” (2003) memang oke punyaaa. Menurut saya ini adalah lagu dengan bass-line paling oke: dinamis dan tight. Bunyi rhythm gitar-nya Emma-Katarina juga pas (ada tu video-nya Emma nyanyi ini nggak nge-soul gitu, untung kemarin oke :D), rock-and-roll abis. Dan yang paling klimaks tentu saja suara raungan solo gitar dari om AE *gasp*. Selain ekspresinya yang kayanya bahagia banget karena bisa bermain dengan berbagai bunyi maut yang keluar dari mulutnya, moves-nya itu juga.... kagak nahaaaannn..
Ah pokoknya kalau nggak ingat mau tepuk tangan yang kenceng biar ada encore kedua, mungkin saya mau pingsan aja..

Encore 2: Gota
Ini juga salah satu lagu yang masuk playlist vocal exercise karena soprannya sampai d’’. Haha. Lagu ini ciptaan Peder Karlsson dan menurut saya lagu ini khas Peder banget, dan itu kayanya bikin Morten jadi agak anxious. Nggak tahu juga sih. Memang lagu ini sulit, dalam arti butuh manajemen nafas yang bagus dan intensitasnya harus tepat. Kalau nggak gitu, ya bisa sih bunyi terus karena toh nada-nadanya gampang, tapi jadi nggak meaning.
Di konser kemarin, lagu ini jadi beda sama yang biasa saya dengarkan. Temponya sedikit lebih cepat, dan nada sopran tertinggi diambil oleh Katarina (kalau Emma yang ambil, takutnya melahirkan di tempat :p). Tetep terasa mistis, tapi bukan lagi mistis kontemplatif seperti kalau lead vocal-nya Peder, tapi lebih ke arah mistis ganas dan agresif terselubung. Dan mereka semua nyanyinya kaya orang kerasukan. Asli merinding disko. Apalagi pas bagian yang sampai d’’ itu. Semacam menunjukkan bahwa Katarina tu memang memiliki pesona wanita Amazon..

Yak. Begitulah :D
Konser ini keren-nya lumayan overwhelming lah. Mungkin kalau sehari sebelumnya saya nggak terapi-penenangan-diri, bakal kejang-kejang beneran. Haha. Apalagi pasca konser ada merchandise-signing *kyaaa dapat tandatangan om AE*. Trus habis itu saya dikasi CD “Acapella Fanatix” sama panitia-nya (GRATEEESS), dan konon kabarnya tahun depan kalau saya ke sana lagi, bisa aja saya ikutan nge-jam sama salah satu performer di Singapore International Acapella Festival. It’s between “kyaaaaaa” dan “hedeh”. Kyaaaa-nya karena.. ya penyanyi mana gitu yang nggak hepi kalau diajak perform di acara kumpul2 penyanyi yang di judulnya ada kata “INTERNATIONAL”? Tapi “hedeh”-nya, itu berarti tahun depan saya sudah harus bisa baca not balok. Hedeh. :p

Well. Demikian lapdangmat untuk konser TRG tahun ini. Sampai jumpa di lapdangmat konser2 kelompok acapella papan atas lainnya. Kali ajaaaa gitu saya dapat beasiswa sekolah ke Eropa, trus bisa liat konser TRG lagi, trus Swingle Singer, trus Rajaton, trus The Boxettes, trus Neri Per Caso, trus...trus...trus... *aduh udah deh, ini mbayangin aja iler-nya udah ke mana-mana *hiyeeekkk

Akhir kata,
Buah semangka, buah kedondong
Saya mau nonton konser acapella, kasih saya duit dong dong dong...
*disihirjadikedondong *tetepcantik

No comments:

Post a Comment